Kamis, 03 Februari 2011

Kami Mengajar, Bukan Mengemis...

D

alam banyak cerita, guru selalu dicitrakan sebagai sebuah pekerjaan yang dianggap mulia. Dan saya ingat betul ketika duduk di bangku SD, selalu diceritakan bagaimana sosok guru yang diagung-agungkan sebagai "pahlawan tanpa tanda jasa", benarkah demikian adanya..??

Pekerjaan mendidik dan mengajar anak manusia demi menciptakan sumber daya manusia yang baik secara moral dan memiliki intelektualitas yang tinggi, merupakan tantangan yang sangat sulit dilakukan. Namun, jika menilik sosok guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, apa mungkin dalam perjalanannya dalam mendidik dan mengajar, seorang guru tidak diperhatikan kesejahteraannya..??

Banyak contoh seringkali dimunculkan oleh media massa tentang bagaimana pengorbanan guru di daerah timur Indonesia, yang masih banyak keterbatasannya dan kesejahteraannya seringkali diabaikan. Dan hal itu ternyata bukan hanya menimpa mereka, banyak guru di daerah timur Kalimantan Barat yang juga mengalami nasib yang sama. Mungkin nasib "Oemar Bakrie" dalam lagu Iwan Fals masih sedikit mujur, gajinya cuma dikebiri, namun nasib guru honor daerah maupun guru swasta disini (daerah timur Kalimantan Barat, red) malah lebih sadis, gaji selama 3 bulan terakhir belum juga dibayar.

Menengok realita di atas, kita tentunya harus realistis. Guru juga butuh makan, butuh biaya untuk menghidupi keluarga mereka dan biaya sekolah anak-anak mereka. Tapi apakah yang terjadi selama ini sudah adil bagi guru..???

Jika kita lihat perkembangan pendidikan di daerah timur Kalimantan Barat beberapa tahun ini mengalami kemajuan yang lebih baik dan signifikan. Bahkan ada beberapa sekolah yang selama 4 tahun terakhir memiliki tingkat kelulusan 100% (contohnya SMK Bina Kusuma, Nanga Pinoh). Dan tentunya kita sepakat, semua itu tidak lepas dari peran serta guru dalam mendidik dan mengajar mereka. Tapi apakah pemerintah daerah maupun lembaga pendidikan swasta pernah berpikir untuk mensejahterakan guru-gurunya..?? Saya kira keterlaluan jika pemerintah daerah maupun lembaga pendidikan swasta hanya menginginkan target kualitas pendidikan namun kesejahteraan guru tidak diperhatikan. Sekali lagi, guru itu bukan sapi perah dan kami mengajar, bukan mengemis..


0 comments:

Blogger Comments : "Silahkan berikan komentar Anda mengenai tulisan saya pada kotak komentar di bawah ini . . ."


Facebook Comment Box : "Silahkan berikan komentar Anda mengenai tampilan dan isi blog saya ini untuk membangun blog ini jadi lebih baik lagi . . ."